Media


PASSING GRADE SMP TAHUN 2010/2011

Berbeda dengan perkiraan untuk SMP, passing grade SMA kota Bandung diperkirakan akan turun karena rata-rata hasil UN SMP kota Bandung turun dari 31,19 tahun 2009 menjadi 29,34 tahun 2010.

Penerimaan Siswa Baru (PSB/PPDB)  SMA Negeri Kota Bandung tahun 2010-2011 dilakukan mulai tanggal 28 Juni – 3 Juli 2010, bersamaan dengan SMP dan SMK. Hasilnya telah diumumkan pada tanggal 6 Juli 2010. Tabel di bawah menunjukkan Passing Grade SMA Negeri Tahun 2009 dan Tahun 2010. Passing Grade tahun 2009 bersumber pada pengumuman resmi Panitia PSB tanggal 7 Juli 2009, sedangkan untuk tahun 2010 diambil dari website resmi panitia yang diakses pada tanggal 6 Juli 2010 (final).

Catatan:
Passing Grade ditentukan berdasarkan 4 Mata Pelajaran Ujian Nasional, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan Bahasa Inggris.

PASSING GRADE SMA TAHUN 2010/2011

Penerimaan Siswa Baru (sekarang disebut Penerimaan Peserta Didik Baru/PPDB) SMP, SMA dan SMK Negeri Kota Bandung tahun 2010-2011 dilakukan mulai tanggal 28 Juni – 3 Juli 2010. Hasilnya sudah diumumkan pada tanggal 7 Juli 2010. Berikut ini disampaikan Passing Grade SMP Negeri Tahun 2009 dan Tahun 2010. Passing Grade tahun 2009 merujuk pada pengumuman resmi Panitia PSB tanggal 7 Juli 2009, sedangkan tahun 2010 berdasar website resmi panitia yang diakses tanggal 6 Juli 2010 (final).

Catatan:

  1. Passing Grade ditentukan berdasarkan 3 Mata Pelajaran Ujian Nasional SD, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.
  2. Tahun 2010 tata-rata nilai UN siswa SD kota Bandung meningkat dari 20,97 (2009) menjadi 21,25, sehingga passing garde masuk SMP-nya pun akan meningkat.

Setelah menderita sakit cukup lama Penyair flamboyan WS Rendra akhirnya meninggal hari ini pukul 22.00 (6/8/2009) di RS Mitra Keluarga, Depok. Wafatnya Rendra hanya berselang 3 hari setelah sahabatnya penyanyi fenomenal Mbah Surip.

Selamat jalan Rendra…

sumber: detik.com

***

Kamis, 06/08/2009 22:41 WIB
WS Rendra Meninggal Dunia
Moksa Hutasoit – detikNews

Jakarta – Setelah sempat sakit-sakitan, akhirnya penyair WS Rendra meninggal dunia. Budayawan tersebut meninggal setelah sempat keluar dari RS yang merawatnya.

“Betul (meninggal dunia), tapi saya nggak bisa jawab apa-apa yah, mohon maaf, tanya ke yang lain saja” jawab salah satu putri Rendra, Mariam, saat dihubungi detikcom, Kamis (6/8/2009).

Gara-gara sakit, Rendra tidak bisa menghadiri prosesi pemakaman sahabat karibnya, Mbah Surip di Makam Bengkel Teater, miliknya, Selasa (4/8/2009) lalu.

Penyair bersuara serak ini sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading. Rendra masuk rumah sakit akibat jantung koroner yang dia alami.

Sebelumnya pria kelahiran Solo tahun 1935 itu sempat dirawat di RS Cinere sejak Kamis, 25 Juni. Namun karena kondisinya tidak membaik, Rendra lantas dirujuk ke RS Harapan Kita, lalu dirujuk lagi ke RS Mitra Keluarga. (mok/mok)

***

Tidak lama setelah beberapa kali insiden penembakan di Freeport, Papua. Tadi pagi sekitar jam 7.50 terjadi ledakan dahyat (diperkirakan bom bunuh diri) di JW Marriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Kedua kejadian ini sama sasaran utamanya yaitu orang asing yang berada di Indonesia, walaupun korbannya banyak dari WNI.

Laporan sementara Polisi menyebutkan sudah ada 8 orang yang meninggal, 4 dari JW Marriott dan 4 dari Ritz Carlton. Info dari beberapa stasiun TV sekitar 41 orang luka dan dirawat di beberapa Rumah Sakit, seperti MMC dan RS Jakarta, Medistra. Berdasarkan laporan AnTV, salah satu warga asing yang meninggal adalah Direktur Utama Holcim, Timothy McKay yang meninggal di RS Medistra.

Ritz Carlton sendiri rencananya akan digunakan tempat menginap rombongan Manchester United (MU).  Info sementara yang diperoleh MU tetap akan datang, walaupun tempatnya belum dipastikan dimana.

Sekitar jam 11.00. AnTV melaporan terjadi juga ledakan ke-3 di Muara Angke dengan 2 orang tewas. Diduga bom mobil.

Indonesia kembali berduka.

Update 11.2o : Laporan Depkes
Korban meninggal 9 orang: 6 di JW Marriott, 2 di MMC dan 1 di Medistra. 52 orang terluka: 36 di MMC, 14 RS Jakarta, 1 di Pertamina dan 1 di Medistra.

Update 13.0o : MU Akhirnya Batal ke Indonesia
Ketua Promotor LOC melalui Andi Darussalam menyampaikan bahwa MU batal ke Indonesia, pengumuman resmi menyusul. Gara2nya, tentu saja, pemboman Ritz-Marriott.

Link Berita:

detikcom, tempointeraktif.

***

Update: Hasil Quick Count 8 Juli 2009 (15.00):

1. Lingkaran Survei Indonesia (LSI1) – 96,4%
SBY-Boediono : 60,61%
– Megawati – Prabowo : 27,4%
– JK – Wiranto : 12,59%

2. Lembaga Survei Indonesia (LSI2) – 97,64%:
SBY-Boediono : 60,85%
– Megawati – Prabowo : 26,51%
– JK – Wiranto : 12,64%

3. LP3ES – 85,70%
SBY-Boediono : 59,89%
– Megawati – Prabowo : 27,61%
– JK – Wiranto : 12,55%

Luar biasa. SBY menang telak 1 putaran. Selamat buat SBY!

***

Pada posting 12 April 2009, saya memperkirakan SBY hanya bisa dikalahkan apabila:
1. Ada 3 pasangan Capres-Cawapres.
2. Pilpres berlangsung 2 putaran.

Sekarang ini, 4 Juli 2009, bertepatan dengan hari kemerdekaan Amerika Serikat, pasangan SBY-Boediono akan menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno.

Hari pencoblosan tinggal 4 hari. Sambil menunggu hasil hitung cepat (quick count) yang mungkin sudah bisa diketahui sore hari tanggal 8 Juli 2009. Inilah perkiraan saya mengenai hasil Pemilu Presiden putaran pertama.

0. Golput dan tidak sah : 20-45% (dari DPT)
1. SBY-Boediono : 40-55% (dari suara sah)
2. JK-Wiranto : 25-35% (dari suara sah)
3. Megawati-Prabowo : 20-30% (dari suara sah)

SBY-Boediono diperkirakan akan tetap berada di urutan teratas, walaupun raihannya terus melorot akibat makin bertambahnya simpati pemilih pada JK yang digabung dengan ‘blunder politik’ (pembusukan?) yang dilakukan oleh tim kampanye SBY.

Dari segi pencitraan lewat iklan-iklan juga, SBY kalah kreatif oleh JK dan kalah konsisten dibandingkan Mega-Prabowo.

Apakah SBY akan menang satu putaran atau kalah dalam 2 putaran, sangat tergantung pada hasil perolehan suara pada putaran pertama. Jika perolehan suara SBY-Boediono tidak sampai 50%  berpotensi kalah karena, dua saingannya (dan juga pendukungnya) kemungkinan besar bergabung membentuk koalisi. Ini terlihat dalam masa kampanye dan debat, baik Megawati, Prabowo, JK maupun Wiranto serta tim suksesnya gencar dan kompak menyerang SBY-Boediono.

Mari kita tunggu hasilnya.

Update: 6 Juli 2009 -1

MK mengabulkan permohonan penggunaan KTP/Paspor sebagai syarat mencoblos. Dengan persyaratan sbb:
1. Warga negara Indonesia bisa menunjukkan KTP atau paspor yang masih berlaku bagi warga Indonesia di luar negeri.
2. KTP harus dilengkapi kartu keluarga dan identitas sejenisnya.
3. Penggunaan hak pilih KTP hanya bisa digunakan di TPS yang berada di RT/RW atau nama sejenisnya sesuai alamat yang tertera di KTP.
4. Warga Indonesia yang disebutkan di angka 3, sebelum menggunakan hak pilih, terlebih dulu harus mendaftarkan diri pada KPPS setempat.
5. Warga Indonesia yang menggunakan paspor atau KTP, harus mencontreng paling cepat 1 jam sebelum pemungutan suara selesai.

(sumber: detikcom, tempointeraktif)

Yang perlu dicermati:

1.  Ini berarti MK, secara tidak langsung mengakui bahwa DPT yang dibuat KPU bermasalah.
2. Apakah mungkin KPU bisa mensosilisasikanya dalam waktu 1 hari?
3. Dengan waktu yang demikian mepet, keputusan ini sangat mungkin bisa memunculkan masalah baru dan berpotensi memperkisruh Pilpres.
4. Dengan aturan yang sangat merepotkan apakah mau masyarakat bersusah-susah menggunakan hak pilih? Dengan tercantum pada DPT saja belum tentu mau.

Update: 6 Juli 2009 -2

Salah satu lembaga survei, LSN (Lembaga Survei Nasional), pimpinan Umar S. Bakry, membatalkan rencana perhitungan cepat Pilres 2009 dengan alasan Pilpres bermasalah (terutama DPT) sehingga sampel2 yg diambil di TPS tidak bisa mewakili populasi pemilih yang mencapai 174 juta orang. Dengan demikian hasil hitung cepat LSN yg sedianya ditayangkan di GlobalTV dan TPI menjadi batal pula.

(Sumber: detikcom)

Komentar:
Kira2 ada ga ya lembaga survei lain yang berpendapat sama?

Akhirnya, setelah sebagian pada lupa karena terlalu lama menunggu, KPU mengumumkan hasil Pemilu Legislatif 2009, kemarin (9/5/2009) sekitar pukul 22.00.

Ini bukan berarti masalah selesai, karena hasil dari Dapil II Sumut (Nias Selatan) belum selesai dihitung ulang. KPU ‘terpaksa’ mengumumkan karena kemarin adalah hari terakhir. Jika lewat batas tersebut, sesuai UU, mereka bisa diancam hukuman pidana.

Belum lagi, akan banyak gugatan yang masuk ke MK dalam waktu 3 x24 jam ke depan. Artinya, masalah serius terkait Pemilu 2009 baru akan dimulai.

Sebagai informasi inilah hasil akhir perhitungan suara oleh KPU.

1. Demokrat – 20,85% (21.703.137), perkiraan kursi di DPR 148 kursi.
2. Golkar – 14,45% (15.037.757), 108 kursi.
3. PDIP – 14,03% (14.600.091), 93 kursi.
4. PKS – 7,88% (8.206.955), 59 kursi.
5. PAN – 6,01% (6.254.580), 42 kursi.
6. PPP – 5,32% (5.533.214), 39 kursi.
7. PKB – 4,94% (5.146.122), 26 kursi.
8. Gerindra – 4,46% (4.646.406), 30 kursi.
9. Hanura – 3,77% (3.922.870), 19 kursi.
10. PBB – 1,79% (1.864.752), tidak lolos threshold.

Total DPT : 171.265.442.
Pemilih: 121.588.366 (70,99% DPT)
Suara sah : 104.099.785 (60,78% DPT)
Suara tidak sah : 17.488.581 (10,21% DPT)
Tidak Memilih/Golput : 49.677.076 (29,01% DPT)
Golput+Tdk Sah : 67.165.657 (39,22% DPT)

Dengan demikian hanya 9 partai yang memiliki perwakilan di DPR.
Jumlah Golput (29,01%) lebih besar dari Demokrat dan Golput_Tdk sah hampir mencapai 40%.

Perkiraan hasil Pilpres 2009 Putaran I

Berdasarkan perkiraan saya SBY sangat sulit dikalahkan, beberapa skenario yang mungkin hampir semua mengarah ke kemenangan SBY. Kecuali ada pasangan yang bisa menarik para Golput untuk memilih mereka serta koalisi Demokrat dengan Golkar dan PKS tidak terjadi, pertarungan menjadi agak menarik.

Beberapa pasangan yang menurut saya menarik untuk dijajagi untuk melawan SBY adalah:

1. JK – Puan Maharani.
2. Hidayat Nur Wahid – Prabowo.
3. Prabowo – Puan Maharani.
4. Sultan-Puan Maharani.
5. Sultan-Akbar Tanjung.
9. Rano Karno-Deddy Corbuzier.

Inilah analisisnya:

Walaupun hasil resmi perhitungan suara Pemilu Legislatif 2009 yang dilakukan masih berlangsung, tetapi nampaknya konfigurasi politik sudah cukup jelas dari hasil quick count beberapa lembaga survei. Secara umum bisa kita lihat sebagai berikut :

1. Ada 3 partai besar, yaitu Demokrat, Golkar dan PDIP, tapi hanya Demokrat yang boleh mengusung pasangan Capres dan Cawapres sendirian karena memiliki suara >20%.
2. PDIP dan Golkar harus berkoalisi dengan partai lain agar dapat mengusung Capres-Cawapres. Namun dengan perolehan suara masing-masing sekitar 14%, cukup menggandeng 1-2 partai saja.
3. Ada 9 partai yang sudah pasti melewati threshold 2,5% dan diperkirakan 1 partai lagi yang mungkin masuk. Kesembilan partai tersebut adalah: 1. Demokrat, 2. Golkar, 3. PDIP, 4. PKS, 5. PAN, 6. PPP, 7. PKB, 8. Gerindra dan 9. Hanura. 1 partai lagi yang punya peluang lolos adalah : 10. PBB.
4. Konfigurasi pasangan Capres-Cawapres adalah 2-3 pasang.
5. Ada sekitar 30-40% suara Golput dengan berbagai alasan. Ini belum termasuk pemilih yang ‘dipaksa’ Golput karena tidak tercantum dalam DPT KPU yang sekitar 170 juta.
6. Dari kelompok yang memilih mayoritas memberikan sinyal ‘lanjutkan‘ bukan ‘perubahan‘. Ini sangat terlihat dari kemenangan yang sangat mengesankan dari Demokrat, partainya SBY.
7. Sinyal ‘perubahan’ yang sangat kuat direpresentasikan oleh Gerindra dan Hanura hanya meraih sekitar 8% suara.

Adalah menarik bagaimana mengetahui konfigurasi Capres dan Cawapres pada Pemilu Presiden bulan Juli 2009 mendatang. Inilah perkiraan saya. Tentunya sangat subjektif dan banyak spekulasinya. Jadi jangan dianggap serius, kecuali sinyal ‘perubahan‘ cukup kuat untuk mengalahkan sinyal ‘lanjutkan‘, hehe…

A. Jika elite politik pendukung sinyal ‘lanjutkan’ cukup kuat.

Alternatif konfigurasinya adalah sebagai berikut:

A1 – Dua Pasangan Capres-Cawapres.
Jika koalisi Demokrat-Golkar terbangun, maka calonnya adalah SBY-JK. beberapa partai lain yang mungkin bergabung agar parlemen kuat (>50%) adalah PKS, PAN, PPP dan PKB. Jika Golkar tidak gabung maka calonnya adalah SBY-Hidayat Nur Wahid. Partai yang mendukung masih sama kecuali Golkar.
Kemungkinan lain adalah Demokrat sendirian mengusung Capres-Cawapres dengan SBY-Sri Mulyani.
Jika SBY-JK, maka lawannya adalah Mega-Prabowo dengan dukungan utamanya hanya dari Gerindra. Dengan skenario ini sangat besar kemungkinan SBY menang.
Jika SBY-Nur Wahid, maka lawannya adalah Mega-JK/Sultan dengan dukungan utamanya adalah PDIP dan Golkar. Dengan skenario ini besar kemungkinan SBY menang.
Jika SBY-Sri Mulyani, lawannya bisa sangat bervariasi. Mulai dari Mega-JK/Sultan, Mega-Nur Wahid dan Mega-Prabowo. Dengan skenario ini besar kemungkinan SBY menang.

A2 – Tiga Pasangan Capres-Cawapres.
Ini akan terjadi jika SBY, JK dan Mega mecalonkan diri sebagai Capres dan memiliki pasangan Cawapres masing-masing. Kemungkinan SBY akan berpasangan dengan Nur Wahid atau Sri Mulyani. Mega dengan Prabowo atau Sultan dan JK dengan Wiranto atau yang lain.  Dengan skenario ini besar kemungkinan SBY menang.

B. Jika ada elite politik yang cukup kuat mendukung sinyal ‘perubahan’.
Ini akan terjadi jika ada calon alternatif menjadi Calon Presiden selain SBY, Mega dan JK. Misalnya Nur Wahid, Prabowo atau beberapa tokoh muda yang cukup kuat karakternya muncul sebagai Capres/Cawapres.

Jika ada 2 pasangan sangat besar kemungkinan SBY akan menang siapapun pasangan cawapres dan pasangan lawannya. Ini karena tidak cukup waktu untuk melakukan konsolidasi untuk pasangan pendukung ‘perubahan’.

Jika ada 3 pasangan, sinyal ‘perubahanmemiliki kesempatan untuk bisa mengungguli SBY, jika dua hal terjadi:
– 2 pasangan lawan SBY berhasil menarik minat sebagian besar pemilih yang Golput ke arah mereka dan memecah pendukunglanjutkan‘.
– SBY berhasil dicegah berkoalisi dengan Golkar, PKS, PAN dan PPP.

Beberapa skenario yang menarik adalah:
1. SBY-xxx, JK-Puan Maharani, Nur Wahid-Prabowo. Jika SBY-xxx tidak berhasil mencapai >50%. Maka pasangan kedua terkuat memiliki peluang untuk mengalahkan SBY, jika pendukung pasangan yang kalah mengalir ke mereka.
2. SBY-xxx, Mega-JK, Prabowo-xxx. Jika SBY-xxx tidak berhasil mencapai >50%. Maka pasangan kedua terkuat memiliki peluang untuk mengalahkan SBY, jika pendukung pasangan yang kalah mengalir ke mereka.

Secara umum saya menduga SBY sangat sulit dikalahkan karena figur calon alternatif tidak kuat dan banyak partai yang akan merapat ke Demokrat (diantaranya adalah Golkar, PKS, PAN, PKB dan PPP). Dengan demikian pertarungan menjadi tidak menarik.

Beberapa pasangan yang menarik untuk dijajagi sebagai penantang SBY adalah Mega-JK, JK-Puan Maharani, Nur Wahid-Prabowo, Sultan-Puan Maharani.

PREDIKSI PERTARUNGAN DAN HASIL PILPRES 2009

Inilah hasil hitung cepat (quick count) yang diperoleh dari beberapa lembaga survei terkemuka.

LP3ES (80%-RCTI) :
1. Demokrat : 19,6%
2. Golkar: 14,9%
3. PDIP: 14,8%
4. PKS: 7,7%
5. PAN: 5,7%
6. PKB: 5,6%
7. PPP: 5,0%
8. Gerindra: 4,5%
9. Hanura: 3,6%
10. PBB: 1,8%
11. PKPB: 1,7%
12. PKNU: 1,7%
13. PPRN: 1,2%
14. PDS: 1,1%

Lingkaran Survei Indonesia/LSI (83,65%, TVOne):
1. Demokrat : 20,27%
2. Golkar: 14,85%
3. PDIP: 14,50%
4. PKS: 7,82%
5. PAN: 6,11%
6. PPP: 5,36%
7. PKB: 5,36%
8. Gerindra: 4,22%
9. Hanura: 3,55%
10. PBB: 1,63%
11. PKPB: 1,59%
12. PKNU: 1,38%
13. PBR: 1,26%
14. PDS: 1,25%
15. PPRN: 1,12%

Lembaga Survei Indonesia/LSI (84,69%-MetroTV):
1. Demokrat : 20,54%
2. PDIP: 14,67%
3. Golkar: 13,93%
4. PKS: 7,73%
5. PAN: 5,74%
6. PPP: 5,24%
7. PKB: 5,12%
8. Gerindra: 4,59%
9. Hanura: 3,73%
10. PBB: 1,71%
11.PKPB: 1,52%
12. PDS: 1,47%
13. PKNU: 1,42%
14. PBR: 1,34%
15. PPRN: 1,24%

Lingkaran Survei Indonesia/LSI (83,65%, TVOne):
1. Demokrat : 20,27%
2. Golkar: 14,85%
3. PDIP: 14,50%
4. PKS: 7,82%
5. PAN: 6,11%
6. PPP: 5,36%
7. PKB: 5,36%
8. Gerindra: 4,22%
9. Hanura: 3,55%
10. PBB: 1,63%
11. PKPB: 1,59%
12. PKNU: 1,38%
13. PBR: 1,26%
14. PDS: 1,25%
15. PPRN: 1,12%

Cirus (93%-SCTV):
1. Demokrat : 20,71%
2. Golkar: 14,46%
3. PDIP: 13,39%
4. PKS: 7,50%
5. PAN: 5,73%
6. PKB: 5,66%
7. PPP: 5,32%
8. Gerindra: 4,28%
9. Hanura: 3,51%
10. PBB: 1,86%
11.PKNU: 1,57%
12. PKPB: 1,51%
13. PDS: 1,44%
14. PBR: 1,22%
15. PPRN: 1,10%

Lembaga Survei Nasional/LSN (>80%, GlobalTV):
1. Demokrat : 20,71%
2. Golkar: 14,79%
3. PDIP: 13,98%
4. PKS: 7,37%
5. Gerindra: 6,51%
6. PPP: 5,33%
7. PAN: 4,97%
8. PKB: 4,62%
9. Hanura: 3,43%
10. PKNU: 1,85%
11. PBB: 1,83%
12. PKPB: 1,36%
13. PDS: 1,19%
14. PBR: 1,07%
15. PDP: 1,03%

>>Update 17.30: sudah masuk sebagian silakan lihat di atas).
Dari hasil sementara 3 lembaga survei, nampaknya Partai Demokrat akan menjadi Pemenang Pemilu Legislatif Nasional 2009. PDIP bersaing ketat dengan Golkar untuk menjadi runner-up.
Hasil hitung cepat lengkap (100%) mungkin baru diperoleh malam ini. Kita tunggu saja.

>>Update 22.00:
– Hasil quickcount sdh mencapai >80%. Juga ditambah survei dari Cirus/SCTV dan LSN/GlobalTV.
– Tingkat partisipasi diperkirakan sekitar 60-70% (GOLPUT dll sekitar 30-40%).
– Perlu dicatat hasil ini bisa berbeda jika nanti dikonversi ke jumlah kursi di DPR, karena partai-partai yg tdk lulus threshold 2,5% [mungkin] tidak diikutkan dalam pembagian kursi di DPR.

Analisis:
– Walaupun ada beberapa perbedaan dan selisih yg cukup ketat antara Golkar dan PDIP, tetapi berdasarkan informasi Golkar unggul di Indonesia Timur dan sebarannya lebih merata dibanding PDIP. Setelah nanti dikonversi ke kursi DPR, Golkar mungkin akan mendapat kursi yang lebih banyak dibanding PDIP.
– Walaupun ada perbedaan urutan, tetapi hasil hitung cepat semua lembaga survei  pemilu 2009 sepakat hanya 9 partai yang lulus threshold 2,5%, yaitu Demokrat, Golkar, PDIP, PKS, PAN, PPP, PKB, Gerindra dan Hanura.
– Perkiraan saya urutan setelah dikonversi ke kursi DPR adalah: 1. Demokrat, 2. Golkar, 3. PDIP, 4. PKS, 5. PAN, 5. PPP, 7. PKB, 8. Gerindra, 9. Hanura.
-Kemungkinan ada 1-3 partai lagi yg bisa lolos threshold, karena hasil hitung cepat ini memiliki margin error tertentu. Jika margin error sekitar 1%. maka yang perolehan suara >= 1,5% bisa lolos, cuma kita ga tahu persisnya. Beberapa partai yang mungkin lolos dari lubang jarum adalah : 1. PBB,  2. PKPB dan 3. PKNU.

Salam;

Hasil Survei Lainnya.

31 Maret dan 1 April 2009, Kompas membuat analisis hasil Pemilu yang menarik. Kesimpulan umumnya, hampir sama dengan survei yang lain. Tiga besar adalah Demokrat, Golkar dan PDIP. Demokrat teratas dengan 28,4%. PDIP kedua dengan 22,4% dan Golkar ketiga dengan 14,2%. Partai Golkar dan PPP yang punya basis massa kuat mulai ditinggalkan pemilih lama, Demokrat makin diperhitungkan dan memiliki dukungan yang cukup merata pada berbagai segmen. Partai baru seperti Gerindra dan partai opoisisi PDIP banyak diminati pemilih Pemula, demikian juga PKS.

Bagaimana pendapat Anda sendiri, siapa pemenang Pemilu 2009? Partai mana saja yang ga bakal lulus threshold 2,5%?

Sambil menunggu pendapat Anda inilah ramalan yang dikirim seorang teman kurang lebih seminggu yang lalu.

Dia mengelompokkan partai menjadi 2 macam: Tiga besar, yang lulus theshold dan yang tidak lewat threshold.

1. Tiga besar akan meraih sekitar 40-50% suara sah.
2. Yang lulus threshold diperkirakan 9 partai (selain tiga besar) raihannya sekitar 30-40% suara sah.
3. Yang tidak lewat batas threshold ada sekitar 26 partai (sisanya) dengan jumlah suara kumulatif sekitar 20-25%.
4. Yang Golput dan tidak sah sekitar 20-25% DPT.

Urutan tiga besar diperkirakan adalah :
1. Golkar 15-20%.
2. PDIP >15%<20%
3. Demokrat 10-15%.

Bagaimana menurut Anda?
– Siapa 3 atau 5 besar hasil Pemilu?
– Partai mana saja yang lulus threshold?

Sekali lagi jangan anggap serius karena yang paling real ya hasil yang nanti akan diumumkan KPU. 😉

Apalagi jangan dilupakan bahwa Pemilu ini memilih orang bukan partai dan ditentukan berdasarkan suara terbanyak. Jadi bisa saja partainya meraih suara yang cukup banyak, tetapi anggota di legislatifnya tidak sebanyak raihan suara.

Ditambah pemilih bisa saja mengubah pilihannya pada hari-H. Jadi?

Tetaplah santai dan anggap Pemilu sebagai kegiatan biasa. Siapapun pemenangnya mudah2an damai dan membawa manfaat.

Selamat Memilih dan Mengira-ngira…   🙂

Hasil Survei Lainnya

Survei yang dilaksanakan Reform Institute pada tanggal 28 Februari – 13 Maret 2009 dengan mengambil sampel 2.520 orang menunjukkan hasil bahwa Partai Demokrat ada di urutan atas dengan 25,05% demikian juga SBY mendapat 46,49%. Pada posisi kedua adalah PDIP dengan 15,01% dan Megawati dengan 13,06%. Walaupun demikian sekitar 54% pemilih menyatakan masih mungkin berubah pilihannya pada saat pencoblosan. Karena pada saatnya masih mungkin berubah, Kholid Novianto dari Reform Institute menyatakan, Semua Capres harus hati-hati jangan terlalu pede.’ So …

Sebagaimana hasil-hasil survei lainnya tidak pernah ada penjelasan mengenai metodologi survei dan rancangan kuestionernya. Sehingga sulit dicek validitas dan rentabilitasnya.

Inilah hasil lengkapnya:

Elektabilitas Parpol:
1. Demokrat – 25,05%
2. PDIP – 15,01%
3. Golkar – 14,49%
4. PKS – 6,43%
5. Gerindra – 6,23%
6. PAN – 4,05%
7. PKB – 2,82%

Elektabilitas Capres:
1. SBY – 46,49%
2. Megawati – 13,06%
3. Prabowo – 6,75%
4. Sri Sultan – 4,53%
5. Jusuf Kalla – 4,29%
6. Hidayat Nurwahid – 3,85%
7. Wiranto – 2,10%

Sumber: Jawa Pos 20 Maret 2009.

Laman Berikutnya »